BLANTERORBITv102

    Jurnal 11 : Hujan Nomor Satu

    Selasa, 08 Maret 2011
    sudah masuk bulan maret, tepatnya 2011. Saat ni cuaca sedang tak menentu, kata orang, cuaca ini sikapnya konsisten dengan "kadang-kadang", kadang cerah, kadang panas, kadang berawan dan kadang hujan bagai air bah yg turun dari langit. sepertinya Indonesia pada tahun kemarin dan hingga hari ini hanya punya 1 musim yang stabil, yakni musim hujan. musim hujan dimana musim yang sepertinya para penghuni langit memeras habis awan-awan mendung hingga air turun dengan derasnya. musim yang seperti ini kadang membuat petani di pedesaan meradang, karena hujan terus menerus dapat menyebabkan sawah mereka banjir dan butir-butir padi pun tak dapat tumbuh, akhirnya pemerintah kegerahan dan ambil jalan pintas "impor beras". saya melihat dari sebuah jendela kamar, hujan yang turun awal maret ini seakan ingin mengatakan sesuatu yang tersirat " hujan itu anugerah", anugerah dari Tuhan YME untuk segala kehidupan dimuka bumi ini. bayangkan jika hujan itu tak ada atau tak pernah ada, mungkin keseimbangan lingkungan akan terganggu dan akhirnya kering yang berkepanjangan dan tanpa ada secuil jalan penyelesaiannya.
    ketika aku pucat pasi sembilu hisapi jemari setiap kupeluk dan menangisi hijau pucatnya cemara yang sedih aku letih dengarkah jantungku menyerah terbelah di tanah yang merah gelisah dan suka bertanya pada musim kering melemah dan melemah hujan jangan marah
    sedikit mengutip lirik efek rumah kaca yang berjudul "hujan jangan marah", sekiranya menggambarkan nuansa musim hujan yang turun tanpa ada lampu merah dan terus mengguyur dengan derasnya. benar-benar musim hujan ini menjadi musim nomor satu , betapa tidak dari pagi hari hingga penghujung malam pun tiba , langit benar-benar tidak mau diajak kompromi, dan .......gerimis pun rintik disertai petir dan akhirnya suara derasnya hujan membangkitkan aroma tanah yang dibasahinya. dan kalimat terakhir penutup posting ini, saya mengutip lirik the authentics yang berjudul "untukmu".
    "jangan berkecil hati bila kau tak melihat mentari di pagi hari karena mendung awan, sayang"