Pertanian pada umumnya identik dengan
petani, sawah, pupuk, irigasi, pedesaan dan lainnya. Pertanian memiliki peran
penting sebagai sentral produksi untuk kebutuhan pangan. Pertanian pada dewasa
ini tidak hanya dilakukan di pedesaan namun dapat dilakukan di tengah kota
menggunakan teknik budidaya hidroponik.
Hidroponik pada dasarnya merupakan teknik
budidaya tanaman, terutama untuk tanaman jenis kategori sayuran dan buah tanpa
menggunakan media tanam pakai tanah. Media tanam yang biasanya digunakan berupa
sekam bakar, rockwool, hidroton, atau dapat juga menggunakan media
pasir dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman secara
berkala. Kegiatan Hidroponik dilatarbelakangi oleh semakin sempit dan
terbatasnya lahan produktif terutama di kota yang padat dengan pemukiman
penduduk. Budidaya tanaman dengan metode/ teknik
hidroponik menjadi jalan alternatif untuk solusi di tengah minimnya lahan
terbuka. Kebutuhan pangan manusia terhadap
konsumsi sayuran dan buah semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk serta kesadaran terhadap pola konsumsi hidup sehat.
Budidaya tanaman dengan menggunakan
teknik hidroponik terbilang mudah apabila kita memiliki niat untuk mencoba,
belajar dan konsisten terhadap teknik budidaya tersebut. Budidaya tanaman
hidroponik dapat dilakukan di halaman rumah atau beranda lantai atas dirumah tanpa
membutuhkan lahan terbuka yang luas, hanya membutuhkan ruang kosong yang tidak
terpakai. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya dengan metode hidroponik
ini adalah kebutuhan oksigen, pengaturan cahaya, ketersediaan air, dan
pemberian nutrisi secara periodik.
“Investasi di bidang
pertanian adalah senjata terbaik untuk melawan kelaparan dan kemiskinan, yang
telah memperbaiki kehidupan miliaran orang”.
-Bill Gates-
Sistem hidroponik yang umum dilakukan di tengah kota padat pemukiman penduduk, Biasanya sistem yang digunakan terbilang sederhana, murah, dan dapat dilakukan oleh para pemula adalah hidroponik dengan sistem sumbu dan sistem rakit apung. Hidroponik dengan metode sistem rakit apung merupakan sistem yang menggunakan bak berisi air dengan meletakkan bibit sayuran di atas sterofoam yang dilobangi dan disesuaikan dengan jarak tanamnya, tidak boleh terlalu berdekatan. Sistem ini juga membutuhkan aerator untuk mengatur sirkulasi udara secara berkala, hal ini dikarenakan tidak adanya jarak antara akar tanaman dengan air.
Selanjutnya, sistem sumbu merupakan
sistem yang mengadopsi dan adaptasi dari sistem pada kompor minyak, di mana bak
berisi air diberi tutup (sterofoam) yang dilobangi sesuai dengan diameter net
pot yang digunakan, butuh pengukuran yang terukur agar hasil bisa maksimal. Net
pot diberikan sumbu sebagai alat penghubung untuk mendistribusikan nutrisi ke
tanaman hidroponik. Jarak antara air dengan net pot kira-kira 5-8 cm. Net
pot ini akan menjadi wadah tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara sempurna.
“Tujuan akhir Bertani
bukanlah penanaman tetapi pengembangan dan penyempurnaan keadaan manusia”.
-Masanabu Fukuoka-
Happy Farming !!!
0 komentar